Oeh Cakra Achmad
Relawan Gemma 9
Pantai Kwanji di Cupel, Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi saksi atas gelombang solidaritas rakyat Indonesia pada 17 November 2024. Perlombaan perahu layar yang diselenggarakan oleh DKM Masjid Pantai Bali dan Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN) bukan hanya tentang keindahan layer, pantai dan laut, tetapi simbol kebersamaan dan dukungan tak tergoyahkan untuk kebebasan Palestina.
Namun, semua upaya ini baru permulaan. Pada Minggu, 29 Desember 2024, aksi serupa akan berlanjut di Pantai Losari, Makassar. Dalam tema besar “From the River to the Sea, Palestine Will Be Free,” rangkaian kegiatan ini menghubungkan komunitas dari dua Pantai Nusantara, menyatukan semangat untuk Palestina, membangun harapan dari Sungai, laut hingga darat nusantara. Insya Allah
Sebagai bangsa yang tumbuh dalam perjuangan merebut kemerdekaan, Indonesia memahami apa artinya melawan penindasan. Dari laut, pantai hingga pegunungan, pesan ini digaungkan kembali melalui acara-acara kreatif seperti lomba perahu layar.

Di Gaza, penduduk menghadapi krisis kemanusiaan yang terus berlangsung—akses terbatas terhadap makanan, air bersih, pendidikan, dan fasilitas kesehatan yang hancur oleh bom-bom dan mesin perang Zionis yang berkepanjangan. Sebagai bagian dari rangkaian aksi, kegiatan ini mendukung pembangunan kembali: Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang menjadi simbol cinta dari rakyat Indonesia dan dihancurkan oleh agresi zionis.
Masjid, sebagai pusat peribadatan yang diantaranya akan membangun Kembali coron-corong menyampaikan pesan-pesan Rahmatan lil Alamin. Sekolah untuk menghidupkan kembali pusat pendidikan dan keimanan. Pasokan makanan dan air bersih yang mendesak untuk warga Gaza dan Palestina yang terisolasi.
Pantai Sebagai Simbol Perlawanan dan Harapan
Dari Pantai Kwanji Jembrana hingga Pantai Losari Makassar, laut menjadi metafora akan perjalanan panjang menuju kemerdekaan. Setiap layar yang telah dikibarkan di Jembrana adalah pesan solidaritas yang diterbangkan angin kepada dunia: Palestina tidak dilupakan, dan rakyatnya tidak sendiri.
Bali membuka aksi dengan energi seni dan budaya yang mempersatukan. Kini, Makassar mengambil estafet, membawa semangat yang sama ke Pantai Losari, ikon kota yang dikenal sebagai pintu gerbang timur Indonesia.
Di Makassar, Relawan Gemma 9, akan memperluas dengan elemen lokal, seperti kapal tradisional dan panggung orasi dan secara live streaming dari Gaza oleh Relawan Mer-C untuk menarik lebih banyak partisipasi publik. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan masyarakat, tetapi juga menginspirasi kota lain untuk ikut menyuarakan solidaritas bagi Palestina.
Aksi ini adalah bagian dari rangkaian panjang gerakan kemanusiaan yang berkelanjutan. Pesannya sederhana: semua orang dapat berkontribusi, baik melalui doa, partisipasi dalam acara, maupun donasi langsung. Setiap langkah kecil yang diambil di Indonesia memiliki dampak besar di Gaza, membantu rakyat Palestina bangkit dari reruntuhan konflik.
Di tengah dunia yang sering kali sibuk dengan urusannya sendiri, aksi-aksi seperti ini adalah pengingat bahwa kemanusiaan tidak memiliki batas geografis. Solidaritas tidak mengenal jarak.

Makassar Siap Menyambut Gelombang Solidaritas Palestina
Makassar bukan sekadar tuan rumah, tetapi katalis untuk aksi lanjutan. Dari setiap layar yang dikembangkan hingga setiap langkah Rakyat Sulawesi Selatan dari sungai ke pantai losari, dari pegunungan ke pesisir , semuanya adalah bentuk dukungan yang nyata. Indonesia membuktikan bahwa kepedulian terhadap Palestina tidak hanya ada di mimbar, tetapi juga dalam tindakan nyata.
Sambil memandang layer gadget, kita tahu bahwa Palestina mungkin masih jauh dari kebebasan. Namun, dengan setiap layar yang dikibarkan dan setiap aksi yang dilakukan, harapan itu semakin dekat.
Karena perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan untuk kemanusiaan. Dan di Pantai Losari nanti, kita akan kembali meneriakkan teks pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, “kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa: Palestine Will Be Free!”. Insya Allah